Rabu, 11 April 2012

Beasiswa Pendidikan untuk Keluarga Sarjana Mendidik yang Hilang

Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberi  beasiswa pendidikan kepada saudara kandung Rizki, Heru, dan Mundhus, yang telah menjadi korban keganasan laut Kupang pada 4 April 2012 lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti, Supriadi, saat bertemu media di Gerai Informasi dan Media Kemdikbud, Selasa (10/04).
Rizki dan Heru merupakan peserta program sarjana mendidik di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal, yang pada hari Rabu siang, 4 April 2012 lalu terseret ombak di Pantai Tanjung Mas, Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rizki dan Heru sedang membawa 20 siswa siswi SMA Negeri 1 Amfoang Barat Daya untuk berlibur pada saat libur paskah. Ikut juga terseret ombak bersama Rizki dan Heru, yaitu Mundhus, siswa kelas II IPA SMA Negeri 1 Amfoang Barat Daya. Mundhus telah ditemukan oleh perahu nelayan kemarin (9/04) di 30 kilometer dari lokasi kejadian dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Sedang Heru dan Rizki belum jelas nasibnya sampai saat ini.
Kemdikbud, kata Supriadi, menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa itu. Selain itu, juga disiapkan beasiswa terhadap kelangsungan pendidikan dari ketiga keluarga korban. Mengingat mereka bertiga, pendidikan adalah tumpuan harapan dari keluarga masing-masing. Untuk keluarga Mundhus, beasiswa akan diberikan kepada kakaknya yang telah lulus sarjana dari Universitas Cendana, Kupang, jurusan fisika. Padanya akan diberikan pilihan akan menjadi guru atau dosen. Bahkan, orang tua Mundhus yang merupakan tokoh masyarakat di Amfoang Barat Daya menginginkan agar kakak Mundhus ikut menjadi peserta sarjana mendidik, agar tidak menimbulkan trauma pada program ini.
“Kami sedang memikirkan untuk menyiapkan bantuan beasiswa bagi kakak atau adik dari keluarga korban. Karena kami mendengar kakak atau adik mereka juga membutuhkan biaya pendidikan,” kata Supriadi.
Kemdikbud bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berkoordinasi dengan keluarga korban untuk menyampaikan empati dan bantuan, juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, SAR dan Badan Tanggap Bencana di Kupang untuk terus melakukan pencarian Rizki dan Heru. Normalnya, pencarian dilakukan selama tujuh hari. Namun karena Rizki dan Heru belum ditemukan, Bupati Kupang memerintahkan agar pencarian diperpanjang sampai besok (11/04).
Selain beasiswa, kata Supriadi, semua peserta program ini juga diasuransikan. Pihaknya melalui UNJ dan Undhiksa mendorong sesegera mungkin untuk mendapatkan asuransi, setelah kondisi korban bisa dipastikan. (AR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar